Berita  

Mas Afghan Ghaza Lulus Cumlaude dari ISI Yogyakarta: Wujud Perjuangan dan Cinta pada Musik Tradisional Banyuwangi

Perjalanan pendidikan bukan hanya tentang menuntaskan jenjang akademik, tetapi juga tentang perjuangan, semangat, dan pengabdian. Seperti yang dialami oleh pemuda asal Banyuwangi, Afghan Ghaza Al-Haitamiy, yang berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih gelar Sarjana Seni dan lulus dengan predikat cumlaude dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Berikut liputan lengkapnya.

Banyuwangi, DMTVmalang.com – Sabtu, 8 Maret 2025 menjadi hari bersejarah bagi 366 mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang mengikuti Wisuda Sarjana Periode Semester Gasal Tahun Akademik 2024/2025. Acara berlangsung khidmat di kampus ISI Yogyakarta, dengan sambutan inspiratif dari Rektor ISI, Dr. Irwandi, S.Sn., M.Sn.

Dalam sambutannya, Rektor Irwandi menekankan bahwa tantangan pasca-kelulusan akan semakin kompleks. Namun, ia yakin bekal kompetensi, pengalaman berorganisasi, dan proses pembelajaran kreatif selama di kampus akan membantu para lulusan memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat.

Salah satu lulusan yang menyita perhatian adalah Afghan Ghaza Al-Haitamiy, putra daerah asal Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Ia berhasil lulus dengan predikat cumlaude dan meraih IPK 3,53 dari Program Studi Ethno-Musikologi, sebuah program yang menuntut ketekunan, kesabaran, serta kreativitas tinggi.

Afghan dikenal sebagai sosok yang aktif dan berprestasi. Sepanjang masa studinya di Yogyakarta, ia telah meraih banyak penghargaan di berbagai ajang seni musik tradisional. Komponis muda yang akrab disapa Mas Afghan ini juga dikenal sederhana, dengan hobi makan nasi dan telur ceplok.

Bakat seni Afghan telah tumbuh sejak kecil. Menurut keterangan tante-nya, Rika, semangat bermusik Afghan sudah terlihat sejak SD saat ia menjadi juara 1 lomba MTQ dan menggunakan hadiah uang pembinaan untuk membeli kendang. Minatnya terhadap musik tradisional semakin berkembang hingga akhirnya ia memilih melanjutkan pendidikan seni secara formal di ISI Yogyakarta.

Afghan merupakan putra dari almarhum Bapak Hery Sutiyono, mantan Ketua MWCNU Kecamatan Gambiran dan guru di SMKN Tegalsari. Sosok sang ayah yang juga mencintai seni menjadi inspirasi besar dalam perjalanan hidup dan pendidikan Afghan.

Kepada awak media DMTVmalang.com yang menemuinya di kediamannya di depan SPBU Yosomulyo, Afghan menyampaikan harapannya untuk bisa mengabdikan ilmunya bagi generasi muda Banyuwangi. Ia ingin menumbuhkan kembali kecintaan terhadap musik tradisional, khususnya musik khas Banyuwangi.

“Semoga saya bisa mengimplementasikan ilmuku di masyarakat, Ching,” ungkapnya dengan senyum khas.

Capaian Mas Afghan bukan hanya akademik. Pada September 2024 lalu, ia juga terlibat sebagai pencipta musik dalam pagelaran kolosal bertajuk “Yosomulyo Desa Penari” yang melibatkan 1000 penari. Musik hasil karyanya sukses mengiringi dan menghidupkan tarian tersebut, menunjukkan kontribusinya yang nyata bagi kemajuan seni lokal.


Penutup:

Prestasi Mas Afghan Ghaza Al-Haitamiy menjadi bukti bahwa dedikasi, kerja keras, dan cinta terhadap budaya dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya berilmu, tetapi juga siap mengabdi. Semoga kesuksesannya menjadi inspirasi bagi pemuda-pemudi lain di Banyuwangi untuk terus mencintai dan melestarikan seni tradisional warisan leluhur.

Selamat atas kelulusannya, Mas Afghan! Semoga sukses selalu dalam setiap langkah pengabdianmu.
(ka/dmtv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *