DMTVmalang.com Probolinggo, Pemerintah Kabupaten Probolinggo kembali menunjukkan komitmennya terhadap kelompok rentan. Lewat Dinas Sosial, dua warga penyandang disabilitas mendapatkan fasilitas pengukuran kaki palsu sebagai bagian dari bantuan mobilitas dari Kementerian Sosial RI.
Pengukuran dilakukan di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo, Jumat, 11 April 2025. Penerima manfaat adalah seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Pakuniran dan seorang remaja dari Kecamatan Krucil. Keduanya didampingi oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) setempat.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo, Rachmad Hidayanto, mengatakan bahwa pengukuran kaki palsu merupakan tahap awal dari rangkaian program bantuan alat bantu bagi penyandang disabilitas. “Program ini merupakan bentuk atensi dan kepedulian Pemkab Probolinggo. Kami fasilitasi usulan ke Kemensos, dan hasilnya salah satunya adalah kaki palsu,” kata Rachmad saat ditemui usai pengukuran.
Menurut dia, inisiatif ini sejalan dengan arahan Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo yang menginginkan Dinsos menjadi penghubung antara kebutuhan warga dan program pemerintah pusat. “Kami diminta agar tanggap dan sigap dalam memfasilitasi disabilitas agar bisa hidup lebih mandiri dan tak merasa terpinggirkan,” ujarnya.
Rachmad menuturkan, kaki palsu bukan sekadar alat bantu fisik, tetapi juga menjadi pemantik kepercayaan diri penerima. “Dengan kaki palsu, penerima bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari secara lebih leluasa,” ucapnya.
Dampak bantuan semacam ini, lanjut Rachmad, tak hanya bersifat fisik. Ia menyebut ada pengaruh psikologis yang signifikan terhadap penerima. “Kemandirian yang meningkat dapat mendorong rasa percaya diri dan harga diri mereka. Ini bukan hanya alat, tapi juga harapan untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.
Dinsos, kata dia, juga membuka peluang bagi warga disabilitas lain yang membutuhkan alat bantu seperti kursi roda, tongkat bantu jalan, alat bantu dengar, hingga perangkat bantu penglihatan. Warga cukup mengajukan melalui TKSK, perangkat desa, atau kecamatan.
“Semua bantuan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Kami bekerja sama dengan penyedia resmi yang ditunjuk Kemensos, dan semua dilakukan secara bertahap,” kata Rachmad.
Pembuatan kaki palsu dijadwalkan rampung dalam waktu kurang dari sebulan. Dinsos menargetkan alat bantu sudah bisa diserahkan kepada penerima manfaat sebelum akhir April.
“Insya Allah akan kami serahkan sebelum akhir bulan. Semakin cepat diterima, semakin cepat mereka bisa beraktivitas,” ucap Rachmad.
Ia menambahkan, program ini menjadi bagian dari upaya Pemkab Probolinggo untuk membangun masyarakat yang inklusif dan ramah disabilitas. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, menurutnya, menjadi kunci dalam menyediakan solusi nyata bagi kelompok disabilitas.
“Dengan dukungan semua pihak, kita ingin menciptakan lingkungan yang terbuka dan menghargai keberagaman,” ujar Rachmad.
Pemkab berharap program ini menjadi awal dari bantuan berkelanjutan yang menjangkau lebih banyak warga. “Yang penting, masyarakat tahu jalurnya. Koordinasi bisa lewat TKSK, desa atau kecamatan. Pemerintah siap hadir dan memastikan tak ada yang tertinggal dalam pembangunan,” kata Rachmad menutup pernyataannya. Gus